Pengertian & Ikatan Gaya Van Der Waals

Pengertian & Ikatan Gaya Van Der Waals

Gaya van der waals yaitu gaya tarik listrik yang berlangsung pada partikel – partikel yang mempunyai muatan.

Pengertian & Ikatan Gaya Van Der Waals

Partikel – partikel disebut bisa berbentuk ion, molekul dipol permanen atau juga dipol terinduksi.

Gaya van der Waals bisa berlangsung pada partikel yang sama atau juga tidak sama.

Gaya ini berlangsung lantaran ada karakter kepolaran partikel itu. Makin kecil kepolarannya, makin kecil juga gaya van der waals-nya.

Kepolaran partikel bisa berbentuk permanen atau juga berbentuk tak permanen. Kepolaran permanen berlangsung akibat kepolaran ikatan dalam molekulnya, sedang kepolaran tak permanen lantaran terinduksi oleh partikel bermuatan, hingga molekul berbentuk polar sebentar dengan cara spontan.

Berdasar pada karakter kepolaran partikelnya, gaya Van Der Waals digolongkan jadi :

1. Antaraksi Ion-Dipol (molekul polar)

Partikel yang tidak sama bisa sama-sama berikatan atau juga tarik menarik apabila yang pertama yaitu ion dan juga yang lain berbentuk molekul polar atau juga dipol.

H+ + H2O →  H3O+

Na+ + n H2O →  Na (OH2) +n

2. Antaraksi Dipol – Dipol

Antaraksi pada molekul polar (dipol) berlangsung pada ekor dan juga kepala. Kesimpulannya, kutub positif molekul yang satu tarik- menarik dengan kutub negatif yang lain.

Bila kutub yang sama berdekatan, jadi bakal sama-sama tolak menolah. Contoh pada molekul HF. Ikatan hidrogen termasuk juga pada antaraksi type ini.

Antaraksi dipol- dipol pada molekul yang tidak sama adalah aspek yang memastikan kelarutan zat dalam pelarut.

Antaraksi ini menyebabkan senyawa polar bisa larut dalam pelarut polar, misalnya alkohol di air atau juga demikian sebaliknya air dalam alkohol.

Air dan juga alkohol yaitu senyawa polar yang bisa sama-sama melarutkan. Kutub – kutub ke-2 senyawa itu bisa sama-sama berhubungan.

3. Antaraksi Ion – Dipol Terinduksi

Antaraksi ion dipol terinduksi yaitu antaraksi ion dengan molekul dipol yang terinduksi.

Antaraksi ini dengan diawali molekul netral jadi dipol akibat terinduksi oleh partikel bermuatan yang ada didekatnya. Pertikel penginduksi bisa berbentuk ion atau juga dipol lain.

Induksi yang disebabkan oleh ion semakin besar di banding oleh dipol. Hal semacam ini lantaran ion bermuatan semakin besar di banding dipol.

Bila induksi dikarenakan oleh ion, jadi berlangsung antaraksi ion itu dengan molekul dipol yang terinduksi hingga dimaksud antaraksi ion dipol terinduksi.

Ikatan ini relatif lemah lantaran kepolaran molekul terinduksi relatif kecil daripada dipol permanen. Misalnya yaitu :

I– + I2 → I–3

Hg2+ + Hg → Hg22+

4. Antaraksi Dipol – Dipol Terinduksi

Molekul dipol bisa bikin molekul netral beralih jadi berbentuk dipol terinduksi. Hingga berlangsung antaraksi dipol- dipol terinduksi.

Ikatan ini cukup lemah, hingga prosesnya berjalan lambat. Contoh yaitu metana dan juga kripton di air.

nH2O + Kr → Kr (H2O) n

nH2O + CH4 → CH4 (H2O) n

5. Antaraksi Dipol Terinduksi – Dipol Terinduksi

Pasangan elektron satu molekul, baik bebas ataupun yang terikat, senantiasa bergerak melingkari inti.

Lantaran Elektron ini bermuatan listrik, jadi bisa memengaruhi molekul tetangganya.

Mengakibatkan, molekul tetangga jadi polar terinduksi sebentar. Molekul ini lalu dapatlah menginduksi molekul tetangga yang lain, hingga terbentuk molekul- molekul dipol sebentar.

Pada akhirnya, berlangsung antaraksi dipol terinduksi- dipol terinduksi. Antaraksi ini dimaksud juga gaya London.

Gaya London lebih pada molekul- molekul non polar dalam bentuk cair dan juga padat seperti N2 padat atau juga cair

Dalam kondisi padat, molekulnya rapat dan juga gaya London kuat hingga molekul berkumpul berbarengan.

Gaya London dapatlah berlangsung pada molekul yang tidak sama seperti CH4, C2H6, C3H6 dan juga C4H10. Ke empat senyawa ini bisa bercampur apabila dicairkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *